Laurence Freeman OSB
Allah mengutus Anak-Nya kedalam dunia, bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yoh 3:17)
Sungguh
menyedihkan (bagi kebanyakan kita) bahwa kata-kata ini menjengkelkan dengan
begitu banyak orang mendengar dari dalam diri mereka satu hal yang tidak mereka
katakan. Bagi mereka yang berada di jalan pemuridan Kristiani (suatu hari kita
mungkin merasa kita bisa disebut umat Kristiani, Kristus yang lain, tetapi
mungkin tidak hari ini) kata-kata ini mempunyai dampak yang berbeda.
Mereka mengisyaratkan ke dalam pengalaman kasih yang lebih dalam
dan lebih dalam lagi yang menciptakan dan terus menciptakan ulang dunia,
melayaninya, membetulkannya dan menuntunnya pada performa yang lebih baik tanpa
peduli kecacatan yang sudah dibawanya. Saya sudah memeriksa teks ini apakah ada
salah ketik tetapi mungkin masih ada beberapa di sini. Beberapa kesalahan
pengetikan tidak membatalkan artinya.
Kopor budaya Gereja, terutama di barat, membuat sulit banyak
orang untuk melihat bahwa kebaikan dan kemuliaan Allah yang tak tergoyahkan ini
tercermin dan aktif dalam dunia psikologis dan dunia materi kita – jika kita
mengaktifkannya dengan mengenali dan menerimanya sebagai karunia gratis yang
tak terduga. Kita tidak dirancang untuk dihakimi tetapi dibuat utuh. Saya tidak
tahu jika ada yang dapat membantu kita untuk menyadari hal ini dengan lebih
baik dan lebih langsung efektif daripada meditasi.
Bacaan harian John Main kemarin dengan indah menyatakan
bahwa cara yang terbaik untuk mendekati meditasi adalah sebagai pejiarahan
batin yang mempengaruhi seluruh hidup kita dan keberadaan kita. Dia berkata
jangan kecewa oleh karena kegagalan kita untuk menjadi sempurna dalam
bermeditasi, begitu juga dalam mengucapkan mantra terus menerus atau dalam
disiplin harian. Namun dia juga berkata bahwa bermeditasi setiap hari itu
benar-benar amat penting. Berpegang pada kedua pegangan pengajaran tersebut
membantu kita untuk mengarahkan jalan kita melalui berbagai padang gurun dan gunung-gunung.
(Sumber: www.wccm.org; diterjemahkan Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar