Daily Reflections by Fr Laurence Freeman, OSB
Hari Raya Kabar
Sukacita, ketika Maria muda, ibu yang harus belajar takdirnya. Saat mengandung memenuhi
pikiran ketika cakrawala kehidupan yang menakutkan tampak jelas. Tak
mengherankan para orang tua kehilangan ingatan jangka pendeknya tetapi tetap
mengingat awal-awal kehidupan dengan jelas. Yang muda melihat ke depan,
merenungkan keputusan-keputusan yang harus mereka ambil dan keuntungan-keuntungan
yang mereka takut kehilangan. Yang tua belajar untuk menyesuaikan hal-hal yang sudah
terjadi, mungkin potensi yang tidak pernah memuaskan, karena pengalaman mereka
semakin memenuhi lukisan kehidupan mereka.
Dia ‘sangat
terganggu’ oleh pesan malaikat dan tidak dapat memahami apa yang terjadi pada
dirinya. Kita merindukan sesuatu terjadi, ingin Allah muncul di hadapan kita,
agar supaya kenyataan berkembang di dalam kehidupan harapan dan frustasi kita.
Dan jika memang terjadi kita hampir tidak dapat mengenalinya dan bertanya-tanya
akan artinya. Tidak ada jawaban final dan keinginan akan Allah, untuk segala
sesuatu yang kita butuhkan, tidak akan pernah dapat terpuaskan. Kita tidak
dapat menyamai rahmat. Itulah sebabnya kerendahan hati menjadi sebuah
kebijaksanaan.
Yang dapat kita
lakukan hanyalah melepaskan sudut pandang kita dan belajar melihat segala
sesuatu dari perspektif Sang Pemberi. Namun kemudian kita merasa seolah-olah
kita sedang disingkirkan. Sang ego mulai berkampanye menuntut haknya. Maka kita
berusaha membiarkan Allah menjadi pusat sejati sambil tetap mempertahankan sebuah
lubang persembunyian bagi keterpusatan diri kita sendiri. Kekonyolan ini dan
frustasi yang timbul di dalamnya bisa memakan waktu lama untuk menjadi tampak jelas.
Maria bergumul
dan menyerahkan sudut pandanya seperti layaknya setiap orang tua yang penuh
kasih, setiap orang yang mengasihi tahu bahwa mereka dipanggil untuk
melakukannya. Fiat-nya (fiat = tekad bulat),
terjadilah padaku menurut perkataan-Mu, adalah sebuah kekalahan sekaligus
kemenangan, kejatuhan dan sekaligus terobosan, kematian dan sekaligus permulaan
kelahiran baru melampaui siklus kematian dan kelahiran kembali.
Mantra kita
adalah fiat kita. Biarlah terjadi.
(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar