Laurence Freeman OSB
Laut menawarkan dua kegembiraan pada penggemarnya: kegembiraan
meninggalkan daratan, meluncur menuju cakrawala yang terus surut, menaiki
gelombang di atas kedalaman yang misterius dan berbahaya. Dan kegembiraan
pulang ke rumah, memasuki pelabuhan yang aman, menapaki tanah yang sudah akrab
dan kembali pada rasa aman bermasyarakat setelah menyendiri di laut.
Masing-masing kegembiraan ini penuh dengan kebenaran akan
kegembiraan itu sendiri dan perjalanan manusia. Kita belajar dari kegembiraan.
Sukacita adalah guru besar dan penderitaan merupakan persiapannya, sebuah penggalian
kemampuan kita untuk berada/menjadi ada.
Tetapi kedua aspek petualangan perjalanan manusia ini saling
bergantung supaya berdaya guna untuk mengajarkan arti hidup kepada kita dan kea
rah mana kita berjalan.
Jika kita tidak menghargai kedua sisi koin, kita akan kehilangan
putaran kehidupan. Menolak rasa aman dan keakraban dapat menyebabkan kecanduan akan
hal-hal yang berbahaya dan keresahan. Kita berlari tanpa tujuan hanya demi berlari
saja. Namun jika kita terlalu kuatir, selalu menjadi anak mami, kita tidak dapat
berjalan jauh dari pelabuhan dan rumah dapat menjadi sebuah penjara.
Menemukan keseimbangan – tetap mengambang dalam cuaca apapun
– menuntut kasih dan devosi yang mendalam. Dengan begitu kita dapat sampai pada
kedalaman pemahaman yang memungkinkan kita untuk hidup dengan baik melalui permukaan
masalah-masalah kehidupan sehari-hari.
Kecemasan dan kebingungan timbul karena dalam sebagian besar
hidup kita, kita tidak dapat berhubungan langsung dengan kenyataan. Hubungan
langsung maksudnya adalah hidup secara rohani dan hidup ini dilahirkan hanya
dari rahim sebuah paradox: kepergian kita adalah kedatangan kita. Hanya dengan
kehilangan diri kita, kita menemukan diri kita yang sejati.
(Diterjemahkan : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar