Laurence Freeman OSB
Hari ini adalah pesta St. Yusuf, santo pelindung para pekerja karena dia
adalah seorang tukang kayu dan merupakan salah satu pemeran pembantu terbesar
dalam sejarah. Dalam dunia yang gemerlap, ego suka berdiam atau (jika tidak
terlalu kuat untuk mendiami) berkhayal untuk mendiami, yang terpenting adalah
piala Oscar untuk pemeran utama.
Ego yang kurang percaya diri mungkin masih dikendalikan oleh
khayalan-khayalan tentang pengendalian dan superioritas tanpa bermaksud atau
berani untuk menunjukkannya. Yang menjadi masalah bukanlah berapa tingkat
ketenaran atau persetujuan, yang disuapi oleh setiap ego, lemah ataupun kuat,
tetapi usaha yang telah dilakukannya.
Apakah ada hal yang dilakukan yang akan membuat kita
bertahan lebih lama karena mentransendensikan ego kita? Apapun yang didiami oleh
ego akan runtuh bersamaan dengan runtuhnya ego.
Pada akhirnya, piala itu jatuh pada mereka yang telah melakukan
sesuatu dengan kesempatan-kesempatan yang mereka peroleh dan tidak menginvestasikan
dirinya dalam unsur-unsur tambahan yang tidak nyata dan gebrakan jangka pendek dan
menjarah sumber-sumber orang lain. Kata-kata dan ide-ide bisa menjadi kekuatan yang
luar biasa tetapi pada akhirnya yang terpenting adalah tindakan bukan kata-kata.
Jika kita memahami bahwa waktu meditasi adalah waktu tindakan
murni, maka akan membantu penyesuaian semua aspek hidup kita dan menjaga denyut
nadi realitas tetap stabil. Inti hidup saat kita melihat hakekat karya batin adalah
pusat sejati dari kisah kehidupan, titik balik, pertobatan. Hal ini bisa datang
sebagai wake-up call (panggilan bangun tidur) di usia paruh baya atau kita mungkin
mendapatkan rahmat tersebut pada usia muda. Inilah saat kita menyadari bahwa ada
satu lantai utuh yang lain dalam rumah diri yang kita tinggali. Perlahan-lahan kita
akan merasa bahwa lantai itu bahkan lebih besar dari keseluruhan rumah – pertama
kali rasanya aneh tetapi kemudian sungguh menggairahkan.
Bengkel hidup kita terus berlanjut seperti biasa tetapi maknanya
disoroti. Yang terpenting, saat roh sudah dibangkitkan, bukanlah siapa yang mendapat
piala Oscar tetapi kita melakukan yang seharusnya kita lakukan. Sungguh suatu rahmat
yang luar biasa jika kita bisa memahami mengapa meditasi harian merupakan karya
hidup yang utama.
(Sumber: www.wccm.org; diterjemahkan Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar