Laurence Freeman
OSB
Apa persamaan
dari domba yang hilang, uang yang hilang dan anak yang hilang? Tentu saja
semuanya hilang; tetapi dalam perumpamaan Yesus, mereka semua ditemukan.
Penemuan mereka kembali menimbulkan perayaan sukacita. Orang yang hilang dan
ditemukan ingin dan perlu berbagi kelegaan dan kebahagiaan dan memanggil
teman-teman serta tetangga mereka.
Kebahagiaan,
demikian juga ketakutan, amarah dan kesedihan, adalah menular, dan meskipun
penyebabnya berbeda-beda, menuntut untuk dibagikan.
Untuk keadaan
negative, kita ingin membagikannya karena mereka merusak; secara naluri kita
mungkin merasa jika kita menekannya, mereka akan menghancurkan kita dengan
lebih cepat tetapi jika kita dapat menulari orang lain, maka mereka akan
berkurang.
Namun untuk
kebahagiaan, jika ditekan maka akan menghilangkan kebahagiaan itu dan diri kita
sendiri. Pesta dan perayaan itu penting bagi kebahagiaan manusia karena membuat
kita dapat berbagi arti buah keikut sertaan di dalam dasar keberadaan. Orang-orang
yang menolak untuk pergi ke pesta, seperti anak sulung yang iri hati, dianggap sebagai penyangkal hidup. Orang yang suka pesta
terkadang bertindak seolah-olah mereka semua harus dimasukkan ke
dalam suatu pesta kesedihan dengan sendirinya karena merusak kesenangan orang
lain.
Namun dalam semangat Injil, janganlah
kita mengecualikan mereka yang tampaknya dikutuk untuk
dikucilkan atau mengucilkan diri mereka sendiri. Merayakan kehidupan melibatkan kasih
yang kita rasakan - dan perlihatkan - untuk mereka yang
tidak bisa merayakannya. Kita tidak bisa berbahagia tanpa memperhitungkan
yang tidak berbahagia.
Dengan mengecualikan
kita akan kehilangan. Dengan memperhitungkan kita akan menemukan. Dengan merangkul orang-orang yang tak dicintai
kita akan mendapat pencerahan/pengalaman yang lebih mendalam tentang kodrat kebahagiaan.
Kita memahami bahwa kebahagiaan itu tidak melulu tentang menemukan kembali yang
hilang atau tentang memiliki suatu hari baik. Ada beberapa kehilangan yang hilang
untuk selamanya. Ada hari-hari baik dan ada hari-hari buruk.
Kebahagiaan – jenis
yang tidak hilang meskipun kita kehilangan sesuatu yang berharga – bukanlah mengenai
hal memiliki melainkan menjadi. Bukan menjadi puas atau tidak puas. Melainkan menjadi
diri kita yang sebenarnya.
(diterjemahkan : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar