Daily Lent Reflections - Fr Laurence Freeman, OSB
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia... Lalu mereka pulang, masing-masing kerumahnya.
Ketika orang-orang maju untuk menerima komuni saat Misa,
cara mereka menerimanya seringkali menggambarkan sifat gereja mereka dan juga
menyatakan karakter individu dalam sedikit saat-saat pengungkapan.
Orang-orang yang lebih muda cenderung membuat kontak mata
dan sering tersenyum, mencari hubungan pribadi. Lalu yang lain, biasanya umat
yang tua yang datang seolah-olah mereka memiliki senjata di punggung mereka
atau bahwa Allah akan menyerang mereka sampai mati karena menerima komuni, saat
mereka tidak berada dalam rahmat semurni gabungan Mother Teresa dan St. Fransiskus.
Mereka adalah orang-orang yang terlalu gengsi atau maskulin untuk menunjukkan
ketaatan jadi mereka mengambil hosti dan segera pergi. Atau mereka yang lebih
saleh mungkin maju dengan berlutut dan memaksa anda meletakkan hosti di lidah
mereka.
Keragaman orang-orang dan alasan-alasan mereka yang tampak
jelas untuk maju menerima komuni mungkin membuat anda bertanya-tanya dimana persatuan
itu seharusnya ada. Namun semua relasi yang benar melakukan hal itu – membuat kutub
persamaan dan perbedaan tetapi tidak menyerah pada potensi untuk bersatu.
Keragaman semacam itu merupakan tanda betapa luasnya undangan Yesus untuk ‘datang
pada-Ku’ telah dibagikan. Tak seorangpun yang ditolak sekalipun pada awalnya mereka
tidak mengerti apa yang mereka terima.
Kita bermeditasi setiap kali adalah karena pada dasarnya
kita percaya dan mengetahui – pada inti keberadaanku yang dalam – ada satu hal
yang saya yakini dan berharap meskipun saya tidak dapat melihat, menyentuh atau
menggambarkannya. Saya tahu dan saya tidak tahu. Artinya saya mungkin pada saat
itu merasa konyol. Saya bisa saja gagal
melihat alasan di balik segala hal atau bahwa mereka ada hanya untuk membantu
saya supaya lebih dekat dengan pusat yang sulit untuk dipahami.
Demikian juga, saya mungkin bermeditasi di mana saja di
sepanjang spectrum pada setiap hari tertentu. Yang menjadi masalah bukanlah penampilan
yang dangkal atau bahkan pada tingkat perasaan melainkan kesatuan pada tingkat
yang dalam yang sudah ada dan merupakan kekuatan daya tarik yang besar.
Kita mengucapkan mantra dengan sederhana sehingga kita dapat
meninggalkan semua analisa kesadaran diri. Hanya pada saat kita sekali saja
menghirup udara roh murni selama pencarian ini, maka kita dapat melihat diri
kita sebagaimana kita adanya.
(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar