Laurence Freeman OSB
Saat saya masih novis saya pernah
menyanyikan kata-kata dari himne pagi setiap hari: “hari-hari dipenuhi dengan
keindahan…” Kata-kata tersebut berloncatan dalam ingatan saya seperti sebuah
lagu slogan. Suatu hari lagu tersebut mengagetkan saya, mungkin kata-kata
tersebut benar-benar punya arti tertentu. Kata-kata tersebut tidak hanya sebuah
frasa sederhana yang diulang selama berabad-abad untuk menjaga pikiran setengah
tidak sadar, seperti koala relijius yang sedang mengunyah daun ekaliptus.
Mungkin seseorang yang menulis kata-kata
tersebut merasa bahwa setiap hari ada pengisian yang luar biasa indah tak
peduli keadaan cuaca emosi ataupun geografis kita.
Etty Hillesum dengan jelas melihat hal ini
di tengah-tengah kehidupan kamp yang menakutkan dan terus memburuk. Jika kita
sendiri tidak dapat memahami dan melihatnya sedikit lebih baik sebagai hasil
disiplin masa Prapaskah kita maka kita harus memperpanjang masa Prapaskah ini
sampai kita bisa.
Setiap hari, betapapun stressnya, tidak
peduli apakah membawa berita baik atau mengulang kekecewaan, disatukan dengan saat
hening, kemuliaan alami. Mungkin anggun tenggelamnya matahari musim dingin, bauran
warna-warna cerah dalam merah hibiscus, berseminya magnolia putih atau merah memberi
harum pada dunia seperti pribadi polos yang menyenangkan menyadari keelokannya untuk
pertama kalinya. Mungkin senyum dan keanggunan seseorang hanya sedikit berarti bagi
anda, seorang pramugari pesawat yang memperhatikan dirinya dan para penumpangnya,
seorang polisi yang berjalan bersama beberapa langkah dengan anda untuk dapat menunjukkan
arah dengan lebih baik, sedangkan kolega-kolega mereka mengerjakan pekerjaan mereka
dengan enggan atau asal-asalan.
Lebih banyak saat-saat indah tunggal ini anda
lihat, saat-saat yang lain akan bergabung. Anda menyadari bahwa saat-saat itu bukanlah
kejadian yang terisolasi, saat-saat supernova bintang yang meredup, tetapi pemunculan
dari tatanan hal yang universal dan alami. Kemegahan inilah yang sebenarnya kodrat
yang mendasari realitas.
Disiplin masa Prapaskah atau disiplin mantra
harian merupakan harga murah yang harus dibayar untuk masuk ke dalam dunia nyata
ini.
(Sumber : www.wccm.org; diterjemahkan Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar