Rabu, 08 Mei 2013

Terang ada di dalam hati kita



Pada awal meditasi, untuk menjadi tekun, perlu pemahaman pokok untuk menangkap arti kesederhanaan meditasi. Kesederhanaan itu adalah sebagai berikut: setiap pagi dan malam anda memberikan kesempatan diri anda menjadi diri yang seutuhnya. Anda menjadi sederhana karena anda tidak mempertanyakan diri anda seperti 'apa yang sekarang sedang terjadi?' Anda tidak menganalisa diri anda, tidak juga mengevaluasi diri anda. Anda juga tidak bertanya 'apakah saya menikmati meditasi ini?' atau 'apakah saya memperoleh sesuatu dari meditasi?' Selama waktu ini, biarkan ego yang selalu merefleksikan diri sama sekali tidak mengganggu kita. 

Anda harus memulainya dengan iman. Anda tidak perlu mengevaluasi apa yang terjadi ketika anda mulai bermeditasi. Lama-kelamaan anda tidak pernah lagi terganggu oleh keinginan untuk mengevaluasi selama bermeditasi. Karena meditasi adalah jalan iman dan anda tidak dapat hanya coba-coba, misalnya mengucapkan mantra untuk tiga menit, kemudian stop untuk melihat apa yang anda peroleh. Anda belajar mengucapkan mantra dari awal sampai akhir, setiap hari. Ini dilakukan tanpa paksaan. Seni meditasi ialah membiarkan mantra hidup dalam hati anda, tanpa keinginan untuk menguasai mantra itu. Hanya ucapkan mantra itu dan hadir.


Apakah hubungannya dengan iman Kristiani? Dalam ajaran Kristiani, kita mengetahui bahwa Tuhan telah mengirim Roh-Nya untuk tinggal di dalam diri kita melalui Yesus yang menjadi manusia. Yesus ada dalam hati kita. Bermeditasi adalah terbuka akan kehadiran Yesus dalam hati kita.
"Sebab Allah telah berfirman: 'Dari gelap akan terbit terang!', Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus" (2 Kor 4:6)


Terang dan kemuliaan ini ditemukan didalam hati kita jika kita mulai belajar menjadi diam, hening dan rendah hati. Inilah tujuan utama dari mantra.


(John Main - Word Made Flesh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar