Lent Daily Reflections - Laurence Freeman, OSB
JUMAT MINGGU V PRAPASKAH 2013
Baru-baru ini sebuah kendaraan riset tak
berpenumpang tercebur ke laut pada tingkat
paling dalam sekali, saya kira tujuh mil dalamnya ke bawah. Para ilmuwan heran
ketika terkejut saat menemukan banyak sekalinya kehidupan medi sana, makan
detritusa ri(sisa yang tidak termakan hewan lain) sampah yang tenggelam dari
permukaan tingkat laut yang lebih tinggi.
Pola emosi dan
syaraf yang menentukan tingkah laku dan tanggapan kita terhadap peristiwa-peristiwa
yang kita alami, juga kesannya berjalan sangat dalam. Kita bisa menyadari
adanya sebuah proses perubahan sedang dimulai ketika kita menjalani latihan
rohani spiritual yang cukup mendalam untuk mengatasi pola-pola pikiran dan gaya
hidup kita ini. Namun perubahan yang nyata yang sejati terjadinya cukup lambat.
Perubahan nyata sejati artinya tidak dapat diubah dan positif. Ketika perubahan
itu terjadi kita tidak dapat kembali lagi ke pengaturan yang lama seperti
halnya karet gelang kembali asalnya saat kita berada di bawah tekanan atau saat
kita lengah.
Ada dua tingkatan
motivasi yang harus kita pelihara tumbuh kembangkan. Pada tingkat pertama,
misalnya, kita menerima bahwa adanya pola-pola yang kita tidak diinginkan
lanjut untuk diteruskan. Kita makan atau minum berlebihan. Kita terlalu sering
menuruti keinginan bermanjakan khayalan. Kita tidak dapat mengendalikan
kemarahan kita. Kesedihan yang membenamkannyelimuti dan melumpuhkan kita. Kita
mengusir orang-orang yang kita cintai dan kita butuhkan, lebih memilih untuk
menyendiri. Dengan menyadari pola-pola ini sebuah
motivasi untuk perubahan akan berkembang. Kita barangkali sudah
memikirkan hal ini lima minggu yang lalu ketika mulai masa Prapaskah dimulai.
Kemudian kita
menemukan harapan dari berbagai sumber dan kita percaya bahwa perubahan itu
memungkinkan bisa terjadi. Kita mulai melakukan sesuatu. Meditasi adalah pemicu
utama alat perubahan yang utama, Mirip seperti kendaraan riset tak berpenumpang
tersebut. Maksud tidak berpenumpang karena
ego - apa yang yang kita pikirkan tentang siapa adalah diri kita dan apa diri
kita saat kita memikirkannya - bukan suatu tanggung jawab tidak berkuasa. Ada
orang lain yang menarik tuas-tuasnya. Kita mempercayakan diri kita pada Roh
Kudus.
Namun itu suatu
perjalanan lama dan kemudian menjadi suram. (Saya tidak akan memaksal anjutkan
persamaan gambaran ini lebih lanjut). Yang terjadi kemudian adalah kita
perhatikan terjadinya perubahan-
perubahan-perubahan di dalam diri kita atau orang lain yang yang mengatakannya.
Tetapi kesegalanya terlihatannya dan tampaksepertinya tetap masih sama saja.
Pola-pola tersebut mungkin bergeser dan berkurang tetapi mereka tetap masih
berjalankerja. Saya suatu saat pernah menjalani akupunktur pada lutut saya yang
sakit. Ahli akupunktur yang cerewet dan mengganggu itu tampaksepertinya ingin
menemukan trauma masa kecil untuk menjelaskannya. Namun dia adalah harapan
terbaik saya yang terbaik pada waktu itu dan akhirnya selama perawatan itu saya
perhatikan ada melihat perubahan - rasa sakit tetap ada tetapi hanya ber pindah
ke kaki saya yang bawah. Matahari tropis, perhentian saya yang berikutnya,
telah menyelesaikan pekerjaan proses perawatan tersebut dengan lebih hening.
Pada saat kita
melihat ada perubahan pola-pola tersebut tetapi dan kita menj jadi kecewa
karena mereka masih ada di sana, maka kita perlu menumbuhkan tingkat motivasi
tingkat yang kedua. Di sinilah kita beralihgerak dari teknik menuju disiplin
latihan. Dan saat itu iman terbukti menjadi kekuatan perubahan dan penyembuhan.
'Imanmu menyembuhkanmu'.
Dan oleh iman
inilah - cirri-ciri kualitas kesadaran yang kuat namun sulit dicari - kita
melihat orang yang mengajarkan hal ini dakan terus menjadi sumber motivasi yang
dalam terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar