Lent Daily Reflections - Laurence Freeman OSB.
Rabu Minggu III Prapaskah 2013
Roh manusia
merindukan untuk menghirup udara kebebasan. Kita tersinggung jika ada paksaan
atau pembatasan yang dibebankan pada kita oleh orang-orang atau lembaga
tertentu, oleh orang tua, firaun ataupun presiden. Kita mempertahankan
kebebasan lama kita dengan banyak kata-kata muluk. Kita membom, menganiaya dan
berbohong ketika mempertahankan kebebasan.
Bagi kebanyakan
dari kita sekarang - terutama Katolik Roma yang saat ini sedang terpuruk dan
disorot- lembaga keagamaan dan kepemimpinan mereka telah gagal untuk memahami
dan menjadi saksi pentingnya makna kebebasan tersebut. Tanpa pemahaman tersebut
tidak ada kesaksian murni, hanya sok alim dan berlagak gaya. Bagaimana,
seandainya, kita dapat menyatakan dan mempertahankan kebebasan sementara kita
menolak diskusi terbuka untuk membahas pertanyaan-pertanyaan yang umumnya kita
bicarakan setiap hari? Bagaimana sampai kita tidak mengetahui adanya kesetaraan
sejati dibidang gender, pengarahan seksual dan status dalam lembaga adalah
kebebasan yang tidak dapat diperbincangkan?
Lembaga-lembaga,
baik agama maupun politik, gagal dan membuat kita marah dengan struktur
kekuasaan mereka yang degil dan dengan senang hati beranggapan mereka berhak
untuk memerintah. Jadi kita membuat jarak dengan mereka. Tetapi ternyata kita
dikucilkan. Kebebasan tidak dapat dipertahankan atau dinikmati sendirian. Kita
membutuhkan komunitas dan komunitas membutuhkan suatu ukuran organisasi seperti
yang dipahami oleh St. Benediktus. Secara rohani, kita disaat krisis masa kini
mengusir banyak orang tunawisma ke jalanan dan membentuk banyak kelompok
pengembara. Dan beberapa, tentu saja, kembali ke lembaga yang gagal tersebut
dan menyerahkan kebebasan mereka sebagai ganti untuk mendapatkan rasa aman.
Kisah-kisah
Kristiani yang memelihara dan mengajar kita setiap hari selama masa Prapaskah
ini terus menerus kembali ke mitos padang gurun. Mereka bertanya pada kita
apakah kita sudah menemukan padang gurun kita? Apakah anda menerimanya sebagai
tempat pembelajaranmu? Apakah anda tahu peraturan yang menentukan keselamatan
hidup di padang gurun? Apakah anda sudah belajar untuk mengembara dengan bebas
di dalamnya serta mengenali pola yang terbentuk oleh berbagai arah yang telah
anda tempuh?
Apakah meditasi
anda sudah mengajarkan anda bahwa kebebasan bukanlah hanya hak kita untuk
latihan. Padang gurun itu adalah suatu negara tersendiri. Suatu dunia dengan
suasana lingkungannya tersendiri. Tempat roh berada di situlah ada kebebasan.
sumber : www.meditasikristiani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar