Lent Daily Reflections - Laurence Freeman, OSB.
SABTU MINGGU IV PRAPASKAH 2013
Habemus Papam!. Masa Prapaskah cenderung ada
wawasan baru. Semoga Fransiskus I diberkati.
Beberapa waktu yang
lalu, dibutuhkan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk menyebarkan
berita terpilihnya Paus baru. Hari ini kita semua berada di Alun-Alun sana saat
berita tersebut disampaikan. Kesan pertama dibuat seketika keseluruh dunia. Dia
tampaknya mempunyai karunia membuat kesan tanpa dibuat-buat, yang disebut
kerendahan hati. Dalam beberapa menit saja dia telah di google oleh
berjuta-juta orang, dan bertumpuk-tumpuk ramalan dan penilaian dari para ahli.
Pada waktu itu
ribuan banyaknya orang yang secara fisik memang berdiri dalam cuaca dingin dan
hujan sambil bernyanyi. Suka cita dari kerumunan orang di alun-alun St. Petrus
sangat berbeda dari komentar-komentar para cendekiawan dan tanggapan
berhati-hati dari para pengamat jarak jauh. Ini adalah upacara agama, dan semua
upacara agama membutuhkan kehadiran dan keikut sertaan secara fisik. Ada
semacam pengetahuan dan pemahaman yang hanya diterima oleh mereka yang ikut
serta dalam upacara agama, meskipun mereka tidak dapat menyaksikan dengan baik
ataupun mendengar dengan jelas saat namanya disebutkan. Mereka lega karena
mengetahuinya secara langsung - tidak seorangpun mau berada di kapal tanpa
nahkoda. Tetapi juga ada harapannya.
Paus Fransiskus I
membangkitkan kembali banyak harapan luar biasa dengan sikap sederhananya -
kelakarnya, pemilihan namanya, dia minta diberkati sebelum dia memberkati,
ketenangannya berhadapan dengan khalayak yang mengelu-elukannya dan
bungkukannya yang dalam sambil doa hening.
Kita tidak dapat
hidup dengan baik tanpa harapan dan kunci kebaikan kehidupan ini dapat terkikis
dan lemah termakan waktu. Kita sangat menginginkan ini dibangkitkan kembali
oleh para pemimpin kita yang sebenarnya merupakan bagian dari pekerjaan dan
pelayanan mereka. Namun kita dengan mudah menonjolkan harapan-harapan yang
tidak masuk akal pada mereka. Kita bahkan mungkin mendewakan mereka ketika
mereka berdiri di hadapan kita. Itulah sebabnya kata-kata Fransiskus I yang
lembut dan anggun tentang harapannya pada pendahulunya - pengunduran diri seorang
paus mengembalikan secara manusiawi lembaga tersebut. Dan sikap simbolis yang
pertama dari Fransiskus I sepertinya ingin mengingatkan kita tentang
kemanusiaan Kristus - oleh karena itu juga kemanusiaan kita.
Dalam pengertian
ini, pemilihan Paus Fransiskus I bukanlah pelanturan dari masa Prapaskah
melainkan mengagungkan maknanya.
Oleh Laurence
Freeman OSB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar