WCCM Lent Reflections 2015
Thursday
3rd Week Lent
Matius
18:21-35:
"Lalu
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia
membebaskannya dan menghapuskan hutangnya."
Hal tersebut di atas
disebut restrukturisasi hutang. Dan akan menghemat banyak watku dan politik
jika dapat dipraktekkan oleh orang-orang kaya terhadap orang miskin dalam
ekonomi global kita. Tapi tidak ada argumentasi verbal yang akan mencapai hal
tersebut. Kebijaksanaan visi ulang radikal semacam itu memerlukan keakraban
dengan kekuatan keheningan.
Suatu latihan baru yang
baik untuk menyoroti titik tengah dalam Masa Prapaskah ini adalah keheningan.
Keheningan adalah guru terbesar. Berbicara atau berpikir tentang keheningan
bisa menjadi kontra produktif dan bahkan menimbulkan argumentasi tentang
berbagai cara memasuki keheningan. Hal ini dikarenakan – sudah jelas –
keheningan tidak perlu diperbincangkan. Teka-teki: Ketika anda mengatakan
namaku, aku menghilang. Apakah aku?
Namun perlu untuk
direnungkan apa makna keheningan karena jika tidak, kita mungkin bahkan tidak
akan pernah menyadari bahwa keheningan itu ada. Hal ini menjadi semakin benar
dalam budaya kita yang penuh gangguan. Gangguan kebisingan yang tidak perlu.
Saya baru saja naik
pesawat untuk perjalanan panjang dan hati saya sedih saat saya menemukan bahwa
saya duduk bersebelahan dengan dua orang bersaudara yang secara alami tampak
sangat ramai. Sebenarnya selama delapan jam mereka berdua benar-benar diam dan
terbius oleh kombinasi game di iPad mereka dan layar TV yang terus menerus dan
bergantian mereka gunakan. Itu berarti saya dapat bermeditasi, membaca dan
tidur selama penerbangan tersebut, tetapi apa yang disarankan tentang
kebisingan dan rangsangan berlebihan memenuhi pikiran para anak muda sungguh
membuat saya khawatir.
Jika lingkungan alami
kita kekurangan keheningan, bagaimana kita akan pernah memahami tentang
keheningan? Kita akan tahu bahwa kita telah kehilangan sesuatu namun kita tidak
memiliki kata untuk itu. Keheningan hanya berarti saat audio tidak berbunyi.
Jadi, kita harus berbicara tentang keheningan. Pengulangannya adalah bagaimana
kita mengkomunikasikan apa itu keheningan sampai uang sen jatuh ke dalam sumur
keheningan tanpa batas. Meditasi mengembalikan kita pada pengalaman keheningan.
Hal ini menggambarkan bagaimana kesadaran, pengulangan dengan setia menuntun
kita menuju dan ke dalam keheningan dengan mendiamkan pikiran dan keinginan.
Jadi, saya ulangi, keheningan adalah guru terbesar.
Keheningan
menyembuhkan, menyegarkan, memberi energi, menginspirasi, mempertajam,
memperjelas. Keheningan menyederhanakan. Keheningan adalah medium kebenaran.
Dan keheningan adalah huruf dari Sabda tunggal sejati yang mengkomunikasikan
dengan sempurna dan juga mengarahkannya kembali. Jika kita dengan sadar
mematikan TV dan menutup komputer, menahan bicara yang tidak perlu, menghindari
melihat poster-poster iklan, memandang orang lain dengan pandangan mata penuh
kasih, kita sedang meningkatkan karya keheningan langsung yang sama dengan yang
kita temukan dalam meditasi kita. Dan kita membuat dunia menjadi tempat yang
lebih hening dan terbangkitkan.
Salam kasih
Laurence Freeman OSB
Diterjemahkan : Sisca
Indrawati H – WCCM Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar