WCCM lent Reflections 2015
Thursday 5th Week Lent
Yoh 8:51-59: “sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada.”
Kamera digital paling
kuat di dunia sedang dirancang di Andes untuk memfoto yang tak kelihatan -
galaksi sejauh delapan miliar tahun cahaya. Rancangan tersebut merupakan sebuah
proyek untuk menemukan 'semesta gelap' energi yang tidak dapat dipahami oleh ilmu
pengetahuan. Model standar yang sudah ada yang menjelaskan kosmos secara umum
sudah dianggap tidak memadai dan tidak memuaskan.
Penjelajahan tentang
materi gelap melibatkan pencarian ‘super partikel’ baru yang dibayangkan dapat
melewati materi biasa tanpa interaksi yang tidak jelas. Hal ini berarti bahwa
bahkan bagian-bagian terdalam ruang angkasa antar galaksi dapat ditemukan
keberadaannya dalam semua bidang energi universal yang berbeda dari yang telah
kita ketahui selama ini. Para ilmuan sedang menjelajahi kemungkinan adanya
semesta-semesta lain yang masing-masing mempunyai hukum fisika yang
berbeda-beda. Dalam teori Big Bang/Ledakan Besar, yang membuat waktu dan ruang
menjadi ada, jumlah materi dan anti materi yang sama besar muncul. Ilmuan yang
sama sedang bertanya-tanya di mana separuh dari semesta ini bersembunyi.
Pikiran-pikiran yang
paling rasional dan ilmiah yang terlibat dalam penelitian ini tergetar saat
berlayar di tepi benua pengetahuan baru ini. Jalan untuk tidak mengetahui
selalu merupakan jalan menuju gnosis yang lebih dalam, mengetahui lebih penuh.
‘Mengetahui, meskipun melampaui pengetahuan,’ seperti yang dikatakan oleh St.
Paulus tentang misteri Allah yang dinyatakan dalam Kristus.
Kita memerlukan semua
perumpaan-perumpaan baru yang dapat kita peroleh untuk membantu kita bergerak
maju menuju cakrawala yang menjauh yang kita seberangi dalam keheningan.
Keheningan AKU agung. Kemudian kita menemukan, tanpa ragu, bahwa apa yang ada
sejauh delapan miliar tahun cahaya dan yang apa yang dapat kita tahu sebagai
‘masa lampau’, tidak lain adalah di sini dan sekarang.
Sungguh suatu penalaran
yang menarik untuk membuat penjelajahan kita akan kebenaran dalam meditasi
harian kita. Betapa menarik menganggap bacaan-bacaan kitab suci seperti sebuah
peta rahasia dalam perjalanan ini.
Salam kasih,
Laurence Freeman OSB
Diterjemahkan : Sisca
Indrawati H – WCCM Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar