WCCM Lent Reflections
2015
Monday 2nd week Lent
Lukas 4:24-30:
Yesus berkata kepada orang-orang di sinagoga di Nasaret: “Sesungguhnya tidak ada nabi yang
dihargai di tempat asalnya.”
Bagaimana sebuah visi hidup yang secara radikal kontra budaya terhadap
gagasan kesuksesan duniawi dapat menjadi agama dunia? Dengan hirarki, penyusun
rencana strategis, kekuatan politis dan keinginan untuk membuat semua orang
menjadi pengikutnya? Karena visi tersebut tidak takut akan dosa. Karena visi
tersebut melihat pendirinya sebagai ‘menjadi berdosa demi kita’. Karena visi
tersebut tentang inkarnasi bukan keluhuran.
Tapi kita jangan pernah lupa – dan Masa Prapaskah tidak akan
membiarkan kita lupa – bahwa kita tidak dapat mengejar kesuksesan, penerimaan,
dan pujian sebagai tujuan hidup kita yang sebenarnya, dan menjadi nyata.
Banyak orang merasa bahwa mereka gagal bermeditasi. Benar. Dan tidak.
Memang benar mereka tidak mencapai kesempurnaan yang mereka cari sehingga
terlihat seperti sebuah kegagalan. Kemudian banyak orang yang menyerah karena
mereka sudah terkondisi oleh ego mereka untuk mengira bahwa kesuksesan saja
yang mempunyai makna. Hanya kesuksesan yang diberi hadiah. Salah besar. Mereka
yang bertahan dalam latihan, bangkit, dalam proses kegagalan, sampai menemukan
bahwa meskipun mereka tidak sempurna, mereka memenangkan kemenangan yang bahkan
tidak dapat mereka bayangkan. Itulah kemenangan kesetiaan: kekuatan
transformasi radikal. Dalam meditasi kita tidak mencetak angka gol namun kita
memenangkan pertandingan. Banyak orang yang tetap setia pada latihan meditasi
menemukan kebebasan batin yang disertai dengan disiplin. Mereka akan
menambahkan, dengan cara mencela diri sendiri, bahwa mereka bukan meditator
yang baik.
Pengalaman meditasi lain daripada yang lain. Sangat sulit untuk
dijabarkan karena pengalaman tersebut merupakan jalan masuk ke dalam
kesederhanaan radikal yang bahkan kita kehilangan kata-kata untuk
menjelaskannya. Karena pengalaman tersebut dengan lembut menembus pusat
keberadaan kita yang terdalam, maka melibatkan dan mempengaruhi segala sesuatu
dalam hidup kita dengan kemampuan untuk menyatukan yang mengagumkan. Masa lalu
dan masa akan datang bersatu dalam masa kini. Rasa takut dan obsesi luntur.
Kita melihat yang baik pada diri musuh kita. Kita diperluas oleh kasih dan kita
memperluas dunia dengan kasih. Setiap kesadaran kontemplatif (tidak berarti
‘aku’) pada tingkat tertentu dapat menyerap yang jahat ke yang baik.
Dalam prosesnya, meditasi menurunkan tekanan darah, mengurangi stress
dan membantu kita untuk tidur nyenyak di malam hari. Semua itu hanyalah
beberapa nada dari musik agung keberadaan bahwa kita menjadi mampu untuk
mendengarkan dengan menjadikan meditasi sebagai bagian dari hidup kita. Kita
bahkan melihat musik dilantunkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal itu mungkin membuat anda kabur karena terdengar terlalu mistik.
Namun, dengan berfokus pada kesadaran sederhana, keterpusatan yang lain dan
pengenalan diri yang dikembangkan oleh Masa Prapaskah, kita sadar akan betapa
sederhana, terpadu – dan ‘baik’ dengan cara yang lebih dalam daripada kesan
moral kata-kata apapun – setiap saat setiap hari tersebut. Itulah sebabnya kita
bertahan dan mengabaikan perasaan gagal egois dan tidak khawatir akan anggapan
orang lain.
Salam kasih
Laurence Freeman OSB
Diterjemahkan : Sisca Indrawati H – WCCM Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar