WCCM Lent
Reflections 2015
Tuesday 4th
Week Lent
Yoh
8:21-30: “Aku bukan milik dari dunia ini.”
Tergantung pada apa
yang kita maksud dengan ‘milik dari’, tapi mungkin tidak seorang pun yang
merasa benar-benar milik dari dunia ini meskipun kita melekat padanya,
membuatnya melayani kita dan berusaha untuk membuat mereka menerima kita.
Beberapa tahun yang
lalu saya bertemu dengan seorang politikus dalam proses transisi. Anggap saja
dia duduk di wilayah kekuasaan yang tinggi dan sanggup menarik dan
mengendalikan banyak tuas. Anggap saja dalam proses tersebut dia sama sekali
kehilangan semua idealismenya namun dia sangat selaras dengan realitas-realitas
politik oleh karena seni kemungkinan. Dia seorang yang bertahan hidup dan
semakin dia bertahan semakin dia ambisius. Bertahan hidup berarti sama dengan
kesuksesan dan meskipun keberhasilan itu hanya singkat saja, mereka membangun
suatu kecanduan. Kemudian masa jabatannya berakhir dan dia berada tak menentu
dalam dunia politik dimana tidak ada karir yang tahan lama, tanpa profil,
tanggung jawab atau hubungan dengan isu-isu hangat hari itu.
Politikus ini berhenti
berpikir sejenak bahkan ketika pengalaman menjadi ‘tanpa kekuasaan’
menghasilkan harapan-harapan baru dan strategi untuk memasuki arena kembali.
Jeda ini mirip dengan kesempatan yang dimiliki oleh siswa-siswa MBA dalam jeda
karir mereka ketika mereka belajar untuk membuat diri mereka menjadi komoditas
yang lebih berharga namun juga merenungkan makna hidup dan pekerjaan mereka.
Pelepasan dari kekuatan
pasar kekuasaan dan egoisme yang diperlukan ini dapat dipupuk bahkan saat kita
terlibat dengan kekuatan-kekuatan tersebut. Kita menyebut budidaya pelepasan
yang membuat kita dapat melihat dan berhubungan dengan dunia apa adanya sebagai
‘meditasi rutin’. Belajar cara bermeditasi rutin itulah yang kita sebut sebagai
askese, latihan spiritual atau disiplin.
Masa Prapaskah
pertama-tama adalah tentang mengingat bahwa kita memerlukan disiplin tersebut
dalam kehidupan kita, karena dunia yang kita lihat tidak ada lagi dibanding
dengan kesuksesan permanen atau keabadian. Kita berhubungan dengan dunia nyata
begitu kita dapat mengatakan ‘aku bukan milik dari dunia ini’. Hanya dengan
demikian kita dapat memiliki sesuatu yang berguna untuk kita berikan pada dunia
dan melayani sesama dalam permainan kekuasaan – game of thrones.
Salam kasih,
Laurence Freeman OSB
Diterjemahkan : Sisca
Indrawati H – WCCM Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar