Ada sebuah ruang, sebuah saat yang
mentransendensikan ruang dan waktu dan dibanjiri oleh keheningan. Keheningan
ini lengkap dan begitu penuh kasih serta memenuhi jiwa sehingga, jika
dipertahankan, akan benar-benar menyerap kita – mungkin menghilangkan kemampuan
kita untuk berkomunikasi selamanya.
Begitu kita berpikir tentang keheningan,
proses berpikir, seperti suara pendingin udara atau bunyi perut keroncongan,
akan memecah keheningan menjadi dua, empat, delapan, enam belas, miliaran
potong. Inilah sebabnya kita mengucapkan mantra terus menerus – namun pada
tingkat keheningan yang selalu lebih dalam, lebih lembut, lebih halus, untuk
tetap satu utuh – sampai sepenuhnya terserap ke dalam keheningan dan kemampuan
kita untuk berkomunikasi diubah menjadi persatuan yang sederhana. Inilah
alasannya mengapa kita harus mati terhadap diri palsu kita sebelum kita bangkit
menjadi diri sejati kita.
Segera kita bercerita ulang dan,
menurut perhatian kita, menemukan kembali kisah besar dari orang tak bersalah
dan benar yang menghidupi kebenaran manusia ini sampai pada kepenuhannya dan
membuka jalan bagi kita untuk memasuki hidup kembali kita sendiri tanpa rasa
takut.
Laurence Freeman OSB
sumber : WCCM Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar