Meditasi berkaitan dengan dua hal penting yaitu: kehadiran Allah, dan
menaruh perhatian pada kehadiran itu. Dua hal ini sama kuno atau modern sama
dengan kesadaran manusia itu sendiri. Kehidupan manusia tidak dapat dikatakan
kehidupan yang penuh tanpa kita harus belajar dan menaruh perhatian pada hidup
itu sendiri. Mengabaikan atau menunda kehidupan yang penuh adalah suatu
kebodohan dari dosa.
Minggu, 29 Mei 2016
Minggu, 15 Mei 2016
Berdoa bukanlah banyak berkata
Dalam meditasi kita tidak menganalisa diri kita, kita tidak mencari
penyebab mengapa kita tidak merasa berharga. "Jika ingatan tentang
tindakan di masa lalu tetap muncul di antara anda dan Tuhan", kata
pengarang buku The Cloud of Unknowing, "maka anda harus mengabaikannya karena
cinta yang dalam kepada Allah". Dalam doa kita lebih menyadari bahwa
Kristus adalah Allah. Jalan kita adalah jalan keheningan. Jalan untuk menuju
keheningan adalah jalan mantra.
Sabtu, 30 April 2016
Jalan ke dalam hati kita
Kalau kita bicara tentang doa, tradisi mengajarkan bahwa kekristenan
pada dasarnya bukan semata-mata ajaran teologi maupun ideologi. Kekristenan
adalah keterbukaan yang penuh pada pribadi Yesus. Dalam keterbukaan tersebut
kita dibawa oleh-Nya kepada Bapa. Kekristenan adalah agama yang mengubah kehidupan
kita yang mempunyai keterbatasan untuk memasuki kehidupan Allah yang tanpa
batas.
Minggu, 03 April 2016
Tinggal dalam keheningan
Pengalaman doa merupakan pangalaman memasuki keheningan doa Yesus.
Undangan ini disampaikan kepada kita dan kita memerlukan sedikit keberanian
untuk menerimanya. Kita selalu mempunyai alasan untuk menolak atau menunda
undangan itu. Tetapi setelah kita memutuskan untuk menerimanya, doa kita yang
pertama dan langkah pertama untuk menyangkal diri memerlukan kekuatan iman.
Iman itu telah diberikan kepada kita.
Minggu, 27 Maret 2016
Roh Kudus yang ada di hati kita
Setelah kita beberapa lama bermeditasi, kita menyadari bahwa meditasi
yang tadinya merupakan sesuatu yang baru dan menarik akan berubah menjadi
sesuatu yang biasa-biasa saja. Pada saat ini, tampak agak ironis bagi kita,
sewaktu kita menyadari bahwa meditasi menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja,
tetapi pengalaman menjadi manusia yang utuh mulai muncul pada waktu orang-orang
mulai menyerah. Kekuatan yang diperlukan untuk melanjutkan dan untuk membiarkan
misteri terkuak dalam pusat diri kita, itulah yang kita katakan iman.
Minggu, 20 Maret 2016
Minggu Palma 2016
WCCM Lent Reflections 2016
Palm Sunday
Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja. Kata
Yesus
kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Hari ini drama Kisah Sengsara dimulai, perjalanan dari neraka
penderitaan menuju sukacita Firdaus. Setiap detil dari setiap kejadian yang
dijabarkan melewati ribuan tahun telah memasuki imajinasi kolektif kita.
Meskipun, karena kurang penularan iman, kebanyakan orang mungkin tidak dapat
mengidentifikasi detil atau kisah tersebut, gambarannya masih tetap kuat.
Setiap orang yang benar-benar mendengarkan narasi ini akan mengenali dirinya
dalam kisah tersebut. Di sini, dalam perubahan manusia Yesus yang terakhir, Dia
menghibur pencuri yang disalibkan bersebelahan dengan-Nya, setelah mereka mati
mereka akan berada di Firdaus bersama.
Minggu, 13 Maret 2016
Minggu Kelima Prapaskah 2016
WCCM Lent Reflections 2016
Monday of Lent - Week Five
Soren Kierkegaard beranggapan bahwa ada saat-saat kritis dalam hidup
dimana ‘titik menjadi semakin lebih memahami bahwa ada sesuatu yang tidak dapat
dipahami.’ Beberapa abad sebelumnya, The Cloud of Unknowing menyaring tradisi
mistik Kristiani dalam ungkapan berikut ‘dengan kasih kita dapat mengenal Dia,
dengan pikiran tidak akan bisa’. Hal ini merupakan poin yang sulit untuk
dipahami oleh banyak orang Barat, orang-orang dengan otak kiri yang bias. Namun
hidup terus menerus menghadirkan entry point ke dalam misteri di mana cetak
biru kita, model realitas, ideology dan penjelasan mengenai berbagai hal runtuh
begitu saja di hadapan realitas yang kita hadapi.
Minggu, 06 Maret 2016
Minggu Keempat Prapaskah 2016
WCCM Lent Reflections 2016
Fourth Sunday of Lent
Injil hari ini (Lukas 15: 1-3; 11-32) adalah kisah yang tidak begitu
jelas tentang Anak Yang Hilang atau, yang lebih baik, tentang Dua Bersaudara.
Seperti Marta dan Maria dalam kisah tentang kontemplasi dan aksi, dua
bersaudara ini sepertinya tidak saling mengenal dan mempunyai konflik tetapi
juga tidak terpisahkan. Yang dipertaruhkan bukanlah memilih salah satu dari
mereka namun perlunya memperbaiki relasi mereka. Mereka semua adalah
unsur-unsur diri kita. Seperti dalam dunia mimpi, ajaran perumpamaan Yesus
terlihat hanya menempati ranah dualistic. Sebenarnya mereka non-dualistik, yang
bertentangan disatukan kembali, seperti dalam semua tingkat kesadaran yang
lebih dalam.
Minggu, 28 Februari 2016
Minggu Ketiga Prapaskah 2016
WCCM Lent Reflections 2016
Third Sunday of Lent
Injil Minggu Ketiga Prapaskah ini adalah Lukas 13: 1-9. Injil ini
memberi kita sedikit gambaran tentang Yesus dari timur tengah. Umat Kristen
dengan disposisi lemah harus melewati bacaan ini karena ajaran Yesus kali ini
sangat keras. Dan orang-orang non Kristen harus membacanya dengan cermat atau
mereka akan mendapati bahasanya tidak toleran. Dengan perikop semacam itu, saya
selalu merasa (tentu saja saya tidak bisa membuktikannya) bahwa bacaan itu
adalah laporan ajaran atau kesalahan terjemahan yang bertanggung jawab atas
kekerasan ini. Saya yakin Yesus tidak selalu mudah untuk didengarkan dan bahwa
kata-kata-Nya bisa membelah namun kesan penolakan, pengasingan dan hukuman
kejam menurut saya asing bagi kepribadian-Nya meskipun umum dalam jaman dan
budaya-Nya.
Minggu, 21 Februari 2016
Minggu Kedua Prapaskah 2016
WCCM Lent Reflections 2016
Second Sunday of Lent
Bukan hanya masalah berubah, tetapi Transfigurasi. Ada saat dimana
pengikut Yesus yang dekat melihatnya sekilas meskipun saat bersejarah semacam
itu tepatnya seperti apa tentu saja kita tidak bisa tahu. Yang pasti peristiwa
tersebut sangat nyata karena menggabungkan yang agung dengan yang biasa:
Minggu, 14 Februari 2016
Minggu Pertama Prapaskah 2016
WCCM Lent Reflections 2016
First Sunday of Lent
Bacaan `Injil untuk Minggu Pertama Prapaskah ini adalah Lukas 4: 1-13.
Lukas menulis untuk pembaca non Yahudi secara luas dan lebih menekankan peran
wanita dan kondisi orang miskin. Dalam perikop ini Yesus dituntun oleh Roh
Kudus ke padang gurun dan mengalami ujian klasik kepribadiannya – menghadapi
tuntutan-tuntutan ego untuk pemenuhan diri sendiri dan menganggap diri penting,
tuntutan-tuntutan yang dapat ditembus-Nya dan oleh karena itu Dia dapat bebas
merangkul diri sejati-Nya serta misi-Nya.
Rabu, 10 Februari 2016
Rabu Abu 2016
WCCM Lent Reflections 2016
Ash Wednesday
Hari ini kita umumnya akan mendapat abu – sisa pembakaran dari palma
tahun lalu – dioleskan ked ahi kita, seperti banyak tokoh Kitab Suci dalam masa
perkabungan atau krisis ‘menutup kepala mereka dengan abu’. Bagi anak-anak hal
ini bisa menjadi kekudusan yang menyenangkan, menemukan simbol baru dan
memperkaya kosa kata hidup rohani mereka. Bagi umat Kristiani dewasa, peristiwa
ini merupakan ritual yang sudah biasa yang membawa ingatan yang sedikit lebih tajam
tentang mortalitas: ‘Ingatlah, oh manusia, bahwa engkau adalah abu dan akan
kembali menjadi abu.’ Bagi banyak orang dalam dunia sekular sekarang ini, hari
ini hanya merupakan sisa-sisa dunia keagamaan kuno yang tidak dapat dipahami.
Senin, 08 Februari 2016
Menjadi sederhana
Untuk orang di zaman modern, kata meditasi sering ditangkap sebagai
tindakan yang pasif atau tanpa berbuat sesuatu, tetapi ini tidak benar.
Meditasi adalah jalan pemenuhan diri. Semua tindakan dalam hidup kita harus
mengalir dari diri kita dan menyatu dengan diri kita. Ini berarti bahwa dalam
meditasi, kita mulai belajar untuk menyadari secara penuh; untuk menerima diri
kita seutuhnya; untuk mencintai diri kita; dan untuk memahami bahwa diri kita
berakar dan dibangun berdasarkan kenyataan yang kita sebut sebagai Allah.
Selasa, 12 Januari 2016
Hidup berpusat pada Kristus
Meditasi begitu penting karena kebersatuan kita dengan Yesus yang
akhirnya akan melepaskan sifat egoisme kita. Kemuliaan Kristus ialah bila
kebersatuan manusia dengan Yesus membuat manusia menyadari kepenuhan dirinya,
dan dengan demikian manusia mampu keluar dari keterbatasan manusiawinya.
Kemuliaan ini yang menghapus akar kedosaan kita.
Senin, 04 Januari 2016
Allah batukarangku
Dalam meditasi kita belajar untuk lebih peka terhadap kehadiran Allah
yang sekarang kita tangkap tidak sebagai sesuatu diluar diri kita, tetapi
sebagai sesuatu di dalam diri kita, sesuatu yang menggenggam kita pada akarnya.
Kita terus hidup dalam hadirat-Nya dengan kepercayaan yang penuh dan dengan
semakin yakin bahwa Ia adalah batu karang, fondasi, dimana kita merasa aman
untuk berdiri. Allah adalah dasar dari diri kita dimana kita berakar pada-Nya
secara abadi. Semakin lama kita bermeditasi semakin kita menyadari bahwa iman
kita tidak tergoyahkan.
Langganan:
Postingan (Atom)