WCCM Lent Reflections 2016
Monday of Lent - Week Five
Soren Kierkegaard beranggapan bahwa ada saat-saat kritis dalam hidup
dimana ‘titik menjadi semakin lebih memahami bahwa ada sesuatu yang tidak dapat
dipahami.’ Beberapa abad sebelumnya, The Cloud of Unknowing menyaring tradisi
mistik Kristiani dalam ungkapan berikut ‘dengan kasih kita dapat mengenal Dia,
dengan pikiran tidak akan bisa’. Hal ini merupakan poin yang sulit untuk
dipahami oleh banyak orang Barat, orang-orang dengan otak kiri yang bias. Namun
hidup terus menerus menghadirkan entry point ke dalam misteri di mana cetak
biru kita, model realitas, ideology dan penjelasan mengenai berbagai hal runtuh
begitu saja di hadapan realitas yang kita hadapi.
Perjumpaan dengan misteri realitas ini juga merupakan perjumpaan
dengan realitas misteri yang tak terelakkan. Pikiran biasa kita bimbang dan
gagal untuk mengolah beberapa hal. Namun mereka tidak dapat menyangkal bahwa
hal-hal itu ada dan menjadi kekuatan besar transfomasi. Kematian seseorang yang
kita kasihi, jatuh cinta, menderita kekecewaan atau sebuah terobosan dalam
pemikiran kreatif dapat memicu serangkaian peristiwa yang menuntut kita untuk
benar-benar memahami bahwa beberapa tidak bisa dipahami, hanya diketahui,
direnungkan dan dihormati.
Dalam hari-hari terakhir masa Prapaskah ini kita harus mempersiapkan
diri bagi gerbang misteri yang terkandung dalam peristiwa-peritiwa yang
dikenang dan dirayakan selama Pekan Suci. Semakin kita siap untuk menangani
peristiwa yang tidak dapat kita pahami dengan mudah, peristiwa itu akan menjadi
semakin bermakna bagi kita tahun ini. Kita memang perlu mempersiapkannya, pada
tahap ini, bukan untuk melakukan sesuatu yang baru melainkan untuk melakukan
yang sudah kita lakukan atau ingin kita lakukan dengan tekad yang baru.
Salam Kasih,
Laurence Freeman OSB – Director WCCM
(Diterjemahkan : Fransisca Indrawati – Komunitas Meditasi Kristiani
Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar