Kalau kita bicara tentang doa, tradisi mengajarkan bahwa kekristenan
pada dasarnya bukan semata-mata ajaran teologi maupun ideologi. Kekristenan
adalah keterbukaan yang penuh pada pribadi Yesus. Dalam keterbukaan tersebut
kita dibawa oleh-Nya kepada Bapa. Kekristenan adalah agama yang mengubah kehidupan
kita yang mempunyai keterbatasan untuk memasuki kehidupan Allah yang tanpa
batas.
Kita mengajar meditasi dari tradisi doa mulai dari Yohanes Kasianus
dan Bapa Padang Gurun kemudian "The Cloud of Unknowing" pada abad
empat belas dan sampai, misalnya, Abbas John Chapman di abad ke dua puluh.
Tradisi ini mengajarkan bahwa jalan utama untuk menjawab panggilan Kristiani
adalah untuk terbuka sepenuhnya pada kenyataan bahwa Yesus tinggal di dalam
diri kita, kenyataan ini lebih dalam daripada pikiran dan kata-kata kita.
Tradisi ini juga mengajarkan bahwa jalan menuju ke dalam hati kita
adalah jalan kedisiplinan rohani. Kita harus belajar untuk menjadi disiplin.
Disiplin pokok adalah penyangkalan diri. Ini berarti meninggalkan segala
keterbatasan kita dan belajar untuk terbuka pada Allah yang tanpa batas. Ajaran
ini menerangi doktrin Kristiani.
"Sebab semuanya itu terjadi
oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan
semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya
ucapan syukur bagi kemuliaan Allah" (2 Kor 4:13)
( Word Made Flesh – John Main, OSB )
sumber: www.wccm.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar