Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku
tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut Kristus; apabila Ia datang, Ia
akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah
Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” (Yoh 4:25-26)
Inilah dialog penutup antara wanita Samaria dengan Yesus dalam Injil Yohanes, salah satu adegan yang paling didramatisir dalam Injil. Penuh dengan nuansa dan perpaduan detil teater (Yesus lelah dan haus), kesalahpahaman dan agak santai dan wahyu pribadi yang unik dan langsung. Kita tidak mendengar bagaimana perempuan itu menanggapinya. Perkataan tersebut pastilah membuatnya terkejut, kepribadian yang terjaga alami, dan membuatnya mengevaluasi kembali segala sesuatu yang telah terjadi sebelumnya. Dia sudah mempercayai-Nya namun sekarang Dia menempatkan kredibilitasnya untuk diuji terakhir kalinya. Dalam Injil biasanya penutupan adegan dibiarkan menggantung. Dalam seri TV online, kita mengharapkannya karena kita tahu akan bersambung di episode berikutnya dan ketegangan akan diselesaikan karena kita sudah siap untuk ketegangan yang berikutnya. Tetapi adegan terakhir dalam serial tersebut selalu ditutup dengan kesimpulan dan akhir bahagia.
Kita menyukai akhir yang bahagia dan
kita tidak suka digantung tanpa penyelesaian. Namun demikianlah hidup yang
nyata. Tidak ada akhir yang benar-benar final kecuali kita menganggap kematian
sebagai kematian; dan ketika kita mendengarkan Injil, akhir itu bahkan bukan
yang terakhir melainkan sebuah terowongan yang menghubungkan dua sisi gunung
kehidupan. Kita tidak akan mendengar kisah Yesus dan perempuan Samaria ini jika
orang yang menceritakannya tidak melihat cahaya pada akhir terowongan dan mengenalinya
sebagai cahaya Kristus. Penyelesaian kisah yang belum selesai ini diserahkan
kepada kita karena kita mempunyai tanggung jawab yang disertakan dengan
tindakan mendengar.
Laurence Freeman OSB
sumber : WCCM Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar