Daily Lent Reflections - Fr. Laurence Freeman
Yesus
yang penuh dengan Roh Kudus, meninggalkan sungai Yordan dan dituntun oleh Roh
Kudus ke padang gurun, disitu dicobai oleh iblis selama empat puluh hari.
Selama waktu itu Dia tidak makan apa-apa dan akhirnya Dia lapar.
Orang Kristiani selama empat
puluh hari masa Prapaskah mencerminkan Yesus saat berada di padang gurun, yaitu
setelah Dia dibaptis dan sebelum memasyarakatkan ajaran-Nya yang berbahaya.
Tiga macam godaan yang datang pada akhir masa puasa-Nya yaitu ego –
kesombongan, hawa nafsu dan kekuasaan– pada saat Dia lapar.
Ketika kita merasa pantas untuk
mendapatkan imbalannya khayalanlah yang paling menggoda. Setiap pecandu tahu
perasaan itu bahwa kelekatan berikutnya adalah sesuatu yang sepantasnya ia
dapatkan – setelah seharian kerja keras atau pujian karena pengendalian diri
selama jangka waktu tertentu. Kelemahan dari tubuh adalah terciptanya
pertahanan diri yang palsu dan penipuan diri. Tidak ada yang lebih rumit
daripada pikiran yang berkutat di jalur lama, nyaman dengan melakukan hal yang
sama lagi dan menentang keras perubahan.
Latihan meditasi menuntut
pembangunan bertahap pemikiran yang baru – kebiasaan berpikir – yang butuh
waktu dan jarang dapat dilakukannya sendiri. Bahkan pada tahap awal proses
belajar, meditasi mengajarkan kita bahwa pada dasarnya kita saling berhubungan
satu dengan yang lain. Khayalan terbesar adalah kita itu mandiri mendasari
sebagian besar kesalahan dan keputusan buruk kita. Bermeditasi bersama orang
lain adalah penerimaan yang sederhana dan gaib bahwa kita saling berhubungan
dan orang lain bukanlah obyek untuk dipandang dari atas, melainkan orang tempat
kita berbagi usaha bermasyarakat.
Yesus dicobai dengan keilahian
palsu tetapi memilih sebagai manusia sebenarnya. Penemuan yang kita dapatkan
dalam latihan meditasi yang kita lakukan di ‘padang gurun’ batin – keadaannya
sederhana sekali – adalah selain sebagai manusia kita juga di-ilahi-kan.
Pendapat aneh ini menjadi nyata ketika kita mengalami buah-buah meditasi di
dalam hidup sehari-hari. Kita melihat bahwa kita benar diubah dan dipenuhkan
melampaui batasan apapun yang kita tentukan sendiri.
Godaan berarti perjumpaan
dengan kekuatan bujukan khayalan. Para guru-guru padang gurun meyakinkan kita
bahwa perjumpaan ini memang diperlukan untuk pertumbuhan kita. Khayalan menguap
segera saat ia muncul.
Diterjemahkan : Sisca Hadiprojo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar