Laurence Freeman OSB
“Jikalau kamu mengampuni kesalahan
orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu
tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius
6: 15)
Inilah contoh persamaan karma yang
sederhana yang terlihat jelas dalam pengalaman kita pada tingkat psikologis.
Hubungan antara dua bagian bukanlah suatu ancaman, hanya penjelasan saja. Bapa
tidak menolak untuk mengampuni: hanya saja kita tidak dapat merasakan ampunan
Bapa yang selalu menyelimuti kita jikalau kita tidak mengampuni. Jadi kita
perlu memahami apa arti pengampunan itu.
Jika saya tidak dapat melepaskan
tindakan-tindakan orang yang telah melukai saya, dengan sengaja, tanpa sadar
atau bahkan hanya dalam khayalan kita, saya membeku dalam waktu. Saya bereaksi
terhadap saat kini dari naskah yang tak berubah dan dari ingatan akan masa lalu
yang terus berulang. Korban-korban kekerasan atau penganiayaan mengalami
penderitaan traumatis ini. Yang kita sebut penyembuhan adalah benar-benar suatu
hadiah besar dari pengungkapan masa lalu yang kita tutup rapat-rapat dan
membuat obat pengampunan tersebut menyentuh tempat yang sakit.
Di luar dan di dalam tingkat
psikologis, ada sebuah tempat/ruang rohani. Di sinilah kekuatan misterius yang
sangat kuat berkeliling seperti galaksi-galaksi di kosmos. Meskipun mereka itu
luas dan kosmik mereka itu ramah dan mereka mengenal kita lebih baik daripada
kita mengenal diri sendiri-walaupun mereka tidak memaksakan pengetahuan itu
pada kita karena hal itu dapat menghancurkan kita.
Masing-masing kekuatan tersebut adalah emisi dasar
keberadaan (Bapa). Oleh karena itu pada intinya mereka adalah variasi dari
energi kasih yang utama. Tujuan meditasi adalah untuk hidup sepenuh mungkin
dalam ke kinian dan terbuka pada energi ini.
Belajar bermeditasi adalah belajar membiarkan kesadaran akan
energi ini menjadi realitas tanpa putus yang memberi informasi setiap
pemikiran, kata-kata dan aksi. Untuk mempelajari segala sesuatu kita harus
memiliki kerendahan hati untuk mendengar dan kemudian memulai dengan
tugas-tugas sederhana dengan keahlian yang kita miliki. Kita harus puas
dengan proses ini sama seperti saat kita belajar untuk puas
mengucapkan mantra.
Konsekuensi dari pembelajaran ini adalah
transformasi/perubahan. Dengan diberi energi kasih kita mendapati diri kita
dapat mengampuni karena pengampunan hanyalah istilah lain dari kasih yang
berjumpa dengan penolakan oleh rasa sakit dan koyak dan membuatnya utuh
kembali.
(Diterjemahkan oleh : Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar