by Laurence Freeman, OSB
Malaikat berkata
kepada para wanita bahwa Dia tidak ada di sana, tempat mereka mencari-Nya,
karena Dia telah bangkit. Setelah kematian, kita tidak lagi mengenal Dia secara
daging – termasuk secara gambaran. Seperti meditasi, Dia tidak seperti yang
kita pikirkan. Seperti Kerajaan Allah, tidak di sini, tidak di sana.
Lalu malaikat itu
memberitahu mereka bahwa Dia telah mendahului mereka ke Galilea dimana mereka
akan bertemu dengan-Nya. “Nah, sudah
kukatakan kepadamu”, dia mengakhiri percakapan itu dengan sinis. Tidak ada
penjelasan, hanya pengumuman. Kerjaan selesai. Bagaimana hal ini bisa dipahami
atau dijelaskan dengan memuaskan?
Pekerjaannya
adalah untuk menyampaikan dan berharap. Jika tidak benar, setelah melihat
kemungkinan dan mendengar pengumuman tersebut, segalanya kehilangan warna dan
tenaga.
Resiko kondisi
manusia tiba-tiba naik secara dramatis.
Herannya, kita
tidak dapat mengatakan dengan tepat apa yang disampaikan oleh umat Kristiani
perdana dan yang telah membentuk rantai penyampaian yang terus berlanjut sejak
saat itu. Hal itu adalah sebuah pengalaman tentang kehadiran-Nya yang tidak
dapat ditampung dalam pikiran atau imajinasi atau dalam rasa, sebagaimana
jelas-jelas telah menyentuh dan mengubah mereka, bukan sebagai sebuah kenangan
atau teladan utama tetapi sebagai sebuah kehadiran pribadi.
Bagaimana kita
dapat menjelaskan sebuah kehadiran yang paling penting dalam hidup kita?
Para wanita
tersebut kembali, melakukan segala hal yang mereka bisa dalam situasi itu –
membicarakannya dengan orang lain. Lalu Dia ada di sana. Berjalan ke arah mereka
untuk menjumpai mereka. Bukankah malaikat berkata bahwa Dia akan menemui mereka
di Galilea? Mereka tidak di Galilea. Mengapa Dia ada di sini saat mereka
seharusnya melihat Dia di sana? Apakah Dia juga ada di sana?
Dengan melihat
Dia, mereka mulai melihat bahwa mereka ada dalam pikiran-Nya tidak peduli (atau
karena) semua yang telah Dia lalui. Kematian, kehampaan besar, tidak
membuat-Nya melupakan mereka. Mereka pasti lebih berharga daripada yang mereka pikirkan. Dia pasti lebih
dari sekedar yang mereka bayangkan.
Jangan takut,
kata-Nya pada mereka. Ketakutanlah yang mengecilkan pikiran dan membuat kita
tidak memiliki kemampuan berkembang yang diperlukan untuk melihat-Nya dan
menyadari ahwa kita sekarang dapat hidup dengan cara yang cukup berbeda dan
tidak ada ketakutan. (Bahkan malaikat telah memberitahu mereka untuk jangan
takut). Mungkin kita jauh lebih takut daripada yang kita tahu bahkan kepada
diri kita sendiri.
Dia juga tidak
memberi penjelasan apa-apa hanya pengalaman itu sendiri, tentang diri-Nya
sendiri. Hal ini menimbulkan sebuah tindakan, sebuah prioritas baru dalam hidup,
yang memberi identitas hidup sahabat-sahabat-Nya dan murid-murid-Nya sejak saat
itu – untuk berbagi kabar yang mengubah hidup ini kepada orang lain.
Alleluia, Dia
benar-benar telah bangkit. Pekerjaan selesai. Sebuah ciptaan baru. Mau kemana
kita selanjutnya?
(Diterjemahkan: Fransisca Hadiprodjo - WCCM Yk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar