Tantangan yang kita hadapi semua jika kita ingin hidup secara utuh,
jika kita ingin menanggapi kedalaman dari kemanusiaan kita, ialah mengenal
sumber dari kekuatan yang ada di dalam hati kita. Kita dipanggil untuk menjadi
matang, hidup secara utuh. Kita semua , dalam perjalanan menuju kematangan
diri, harus belajar untuk bertanggung-jawab secara pribadi untuk diri kita masing
masing. Kita tidak dapat menghindari tanggung jawab ini.
Kita menjadi peziarah dan mengikuti perziarahan atau kita tinggal
ditempat. Kita tidak dapat membayar orang lain untuk menggantikan kita
melakukan perziarahan ini. Tantangan yang di sampaikan oleh Kristus pada semua
dari kita ialah undangan yang bersifat pribadi; tinggal dalam cinta-Ku.
Tantangan kedua dari perziarahan berangkat dari fakta bahwa kita tidak
melakukan perziarahan ini seorang diri. Undangan untuk menjadi satu dengan
Allah, hidup yang utuh diberikan pada kita semua.
Jalan memang sempit tetapi pandangan kita tidak terbatas. Itu bukan
saja perziarahan "saya". Itu selalu "suatu" perziarahan.
Itu bukan saja "kesempurnaan saya" atau "kekudusan saya". Panggilan
yang diberikan pada kita semua, ialah untuk menjadi satu dengan Allah yang mahakudus.
Panggilan yang bersifat universal ini dan tanggapan kita pada panggilan ini
adalah dasar dari semua komunitas yang sejati.
Ketika kita saling berbagi pengalaman hening meditasi, setiap dari kita
akan berubah dalam perjalanan kita menuju pusat diri kita dan bersatu dengan
Allah. Kita semua menjadi satu dengan Dia. Semua penghalang budaya, sosial,
pendidikan dan agama kita dapat dilewati dengan kekuatan dari cinta-Nya.
( Being On The Way – John Main, OSB)
sumber: wccm.org
sumber: wccm.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar