✳️
Bacaan
Harian Bersama John Main
1
Agustus 2020
Meditasi
adalah tersedianya diri kita pada keabadian. Di dalam kronologi waktu meditasi,
sedapat mungkin kita berada sepenuhnya di hadirat Allah. Dari sudut pandang
kita, di dalam meditasi, kita berada bersama Dia. Allah beserta kita. Yesus,
mengungkapkan kemuliaan Bapa kepada kita di dalam hati kita. Memurnikan hati
kita untuk pantulan kemuliaan ini adalah tujuan dari mantra.
Mantra
melatih kita untuk mendengarkan sehingga membawa kita menuju kepenuhan diri,
menuju Allah, di saat kini ketika kita sepenuhnya meninggalkan masa lalu dan
menempatkan masa depan kita di tangan Allah.
Dalam
meditasi, kita tidak berpikir tentang masa lalu ataupun merencanakan masa depan
karena kita terbuka pada keabadian, keabadian saat kini Allah. Inilah
pentingnya mantra karena mantra menghentikan pemikiran masa lalu, masa depan
dan menjadikan kita sepenuhnya terbuka pada hadirat Allah.
Dengan
demikian meditasi merupakan jalan penyangkalan diri. Dengan demikian meditasi
juga merupakan jalan disiplin, jalan askese. Semuanya ini, penyangkalan diri,
disiplin, askese dirangkum dan disatukan dalam tindakan iman yaitu mantra, saat
kita mengucapkannya dengan ketaatan yang selalu semakin mendalam.
The
Way of Unknowing
✴️
Refleksi
Bacaan Harian Bersama John Main
1
Agustus 2020
Dimanakah
kita meletakkan masa depan kita? Kita begitu terlatih untuk merancang masa
depan yang ingin kita raih. Kita melakukannya dengan perencanaan yang matang,
dengan berbagai strategi yang kita pikir akan semakin memastikan masa depan
yang ingin kita bentuk bagi diri kita.
Namun
dalam meditasi kita dihadapkan pada sesuatu yang sederhana namun tidak mudah
untuk kita lakukan, yaitu agar kita dapat hidup sepenuhnya kita harus mengikuti
Yesus dengan menyangkal diri, mengucapkan mantra Maranatha, meninggalkan semua
pemikiran, baik pemikiran mengenai masa lalu, masa kini dan termasuk semua
rancangan kita akan masa depan. Kita masuk dalam misteri masa kini Allah yang
abadi.
Pater
John Main mengatakan, “Mantra melatih kita untuk mendengarkan sehingga membawa
kita menuju kepenuhan diri, menuju Allah, di saat kini ketika kita sepenuhnya
meninggalkan masa lalu dan menempatkan masa depan kita di tangan
Allah." Dalam meditasi kita
menempatkan masa depan kita di tangan Allah. Beliau juga mengatakan,
“Keheningan doa kita adalah keheningan dari meninggalkan secara total ,
semuanya diserahkan ke tangan Allah. Kemudian paradoks menjadi jelas bagi kita
-- bahwa dengan menyerahkan segala sesuatu yang terbatas, kita dipenuhi dengan
yang tak terbatas, kita dipenuhi oleh Allah.”
Dan
apakah rancangan Allah bagi kita? Kitab suci mengatakan bahwa rancangan Allah
adalah rancangan yang membawa pada damai sejahtera bagi kita, anak-anak yang
sangat dikasihi-Nya.
Tuhan
memberkati. 🙏
Berkah
Dalem. 💖
Sumber:
Komunitas Meditasi Kristiani Nas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar