Weekly Teaching
24 November 2013
24 November 2013
Meskipun kita sudah mendengarkan
baik dari John Main maupun dari Laurence Freeman yang menegaskan pentingnya
sejarah tentang Yesus, sekalipun segi ini penting namun keduanya juga
menekankan bahwa Dia jauh lebih penting daripada itu. Melihat dia hanya dari
sudut sejarah saja dapat mengakibatkan kita tidak melihat sifat sejatiNya sama
sekali - kita hanya melihat yang kita gambarkan tentang Dia, yang diwarnai oleh
budaya kita sendiri, dengan saringan psikologis dan teologis. Tidak hanya itu,
tapi kita juga diyakinkan bahwa hanya gambaran kita sajalah yang benar.
Semua yang dilakukan itu adalah
penyebab pertentangan, seperti yang kita lihat dari perdebatan akhir akhir ini
dan dari orang-orang di permulaan abad Kristiani tentang siapakah Dia, mengapa
Dia datang, apa maksudnya Dia. Setiap penafsiran dan anggapan tentang kehidupan
Yesus adalah suatu prasangka pribadi yang lebih menyatakan tentang yang dibicarakan
atau dituliskan seseorang daripada tentang diri seorang Yesus yang sebenarnya.
Secara keseluruhan kita tidak banyak
memikirkan tentang siapa sebenarnya Yesus itu. Laurence Freeman dalam 'Yesus,
Guru didalam diri kita' mengatakan: "Bagi kebanyakan orang Kristen, inilah
suatu pertanyaan yang tidak pernah mereka dengarkan dengan sungguh-sungguh
ataupun disimak secara pribadi". Satu-satunya cara kita dapat menemukan
makna dan keberadaan sebenarNya adalah dengan memasuki keheningan melalui doa
hening yang dalam: "Menemukan jati diri Yesus” agar kita mengenalnya
karena ini tidak dapat dicapai berdasarkan penyelidikan yang cerdas ataupun
dari sejarah.
Ini terjadinya ketika terbukanya
kedalaman ilham kita, secara lebih dalam dan lebih lembut untuk mengetahui dan
melihat bukannya karena kita sudah terbiasa dengan hal itu. Ini adalah doa ...
suatu jalan masuk ke dalam ruang batin yang hening, tempat kita terpuaskan
tanpa ada jawaban, penilaian maupun gambaran. ... Ini adalah keheningan yang
tak dapat dijabarkan yang berada di jantung misteri Yesus yang pada akhirnya
menghubungkan jati dirinya pada orang-orang yang menemukan hal itu ". Dia
lanjutkan dengan mengatakan bahwa bagi orang Kristiani yang mengikuti cara doa
hening yang dalam yaitu meditasi, hal ini" akan mempunyai dampak pemahaman
diri sendiri yang mendalam selain itu mereka juga dapat merasakan siapa Dia
itu".
Bagi Laurence Freeman dan
orang-orang Kristiani perdana "pemahaman bahwa kita tidak dapat mengetahui
apa-apa, biarkanlah Allah sendiri saja, tanpa kita tahu tentang diri kita
sendiri" adalah sangat penting. Ini adalah salah satu segi penting dari
meditasi yang sering kita abaikan: "Dengan meditasi saya maksudkan bukan
hanya karya dari doa murni saja tetapi keseluruhan bidang kehidupan yang
digerakkan oleh pengenalan diri sendiri ". Dengan cara yang sama kita
mengabaikan siapa diri Yesus sebenarnya, kita mengabaikan siapa diri kita
sebenarnya. Dalam kedua contoh ini kita merasakan bahwa kita sudah
mengetahuinya.
Jadi, mengapa cemas untuk lebih banyak memikirkan tentang hal itu? Bagi Anda yang telah membaca seluruh rangkaian 'Pengajaran Mingguan' dari Tahun pertama sampai sekarang, tahu bahwa yang kita pikirkan tentang siapa kita adalah gambaran khayalan, yaitu 'ego', permukaan diri kita sendiri, yang dibangun dari pikiran dan gambaran kita sendiri dan dari orang lain. Kita telah membaca kata-kata John Main: "Ego pada dasarnya gambaran tentang diri kita sendiri, gambaran tentang diri kita sendiri yang kita coba untuk merancangnya". Seperti yang ditunjukkan oleh ahli filsafat Wittgenstein secara mengejek: "Tidak ada yang sesulit seperti tipuan pada diri sendiri". Tidak hanya tentang siapa diri Yesus, tetapi juga siapa kita sebenarnya hanya dapat ditemukan dikeheningan dari doa kontemplatif yang dalam.
Jadi, mengapa cemas untuk lebih banyak memikirkan tentang hal itu? Bagi Anda yang telah membaca seluruh rangkaian 'Pengajaran Mingguan' dari Tahun pertama sampai sekarang, tahu bahwa yang kita pikirkan tentang siapa kita adalah gambaran khayalan, yaitu 'ego', permukaan diri kita sendiri, yang dibangun dari pikiran dan gambaran kita sendiri dan dari orang lain. Kita telah membaca kata-kata John Main: "Ego pada dasarnya gambaran tentang diri kita sendiri, gambaran tentang diri kita sendiri yang kita coba untuk merancangnya". Seperti yang ditunjukkan oleh ahli filsafat Wittgenstein secara mengejek: "Tidak ada yang sesulit seperti tipuan pada diri sendiri". Tidak hanya tentang siapa diri Yesus, tetapi juga siapa kita sebenarnya hanya dapat ditemukan dikeheningan dari doa kontemplatif yang dalam.
Ditulis Oleh: Kim Nataraja ,
Diterjemahkan Oleh: Sri Angka Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar