Bahasa tidak mampu menerangkan secara penuh suatu misteri. Itulah
sebabnya mengapa keheningan dalam meditasi menjadi begitu penting. Kita tidak
berusaha untuk berpikir tentang Allah, berbicara kepada Allah atau berimajinasi
tentang Allah. Kita tinggal dalam keheningan yang mengagumkan dan terbuka pada
keheningan abadi dari Allah. Kita menemukan dalam meditasi, melalui latihan dan
diajar setiap hari oleh pengalaman kita, bahwa meditasi ini adalah sesuatu yang
alami bagi kita semua. Diri kita bertumbuh dan berkembang dalam keheningan
abadi dan untuk inilah kita diciptakan.
Tetapi "Keheningan" sebagai sebuah kata, telah memberikan
pemahaman yang salah tentang pengalaman meditasi dan yang mungkin menyebabkan
banyak orang tidak mau bermeditasi, karena kata itu seolah-olah memberikan
kesan tentang suatu pengalaman yang negatif, yaitu ketiadaan suara dan bahasa.
Orang takut akan keheningan meditasi karena keheningan dinilai sebagai sesuatu
pengalaman mundur. Tetapi tradisi dan pengalaman kita mengajarkan bahwa keheningan
dari doa bukanlah keadaan sebelum kita menggunakan bahasa tetapi keadaan sesudah
penggunaan bahasa, yang berarti bahasa telah menyelesaikan tugasnya sebagai penyampai
pesan bagi kita dan sekarang kita memasuki daerah di luar bahasa dan daerah di
luar kesadaran pikiran kita.
Keheningan abadi bukanlah ketiadaan sesuatu atau ketiadaan yang
menjauhkan kita dari segala sesuatu. Itu merupakan keheningan cinta, penerimaan
yang tanpa pamrih. Kita tinggal disana bersama Bapa kita yang mengundang kita
untuk berada disana, yang mencintai kita untuk berada disana dan yang
menciptakan kita untuk berada disana.
( Word Made Flesh – John Main, OSB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar